Sosok Itu, Aku!


https://priana13.files.wordpress.com/2014/02/muslimah.jpg

Kudapati sosok itu terdiam lagi, entah apa yang sedang dialaminya, entah pemikian apa lagi yang membuatnya menjadi siperenung yang hebat. Sosok itu, diriku sendiri.

Aku disini, masih ditempat yang sama memandang foto berukuran 3x4 memandangnya dengan begitu cermat hingga aku lupa untuk memandang diriku sendiri dengan cermat. Sosok dibalik foto berlatar merah itu, adalah dia yang selalu sukses memporak-porandakkan hatiku, selalu sukses mendaratkan serbuan luka namun dengan bodohnya ragaku masih saja tetap kokoh bertahan, walau berlumuran luka dan duka.
Ini tentang sikapmu yang mulai kasar, tentang pengabaianmu yang mulai diluar batas dan tentang cinta yang mulai memudar, aku memahaminya, memahami bahwa setiap oang punya titik jenuh dan kebosanannya masing-masing. Mungkin ini giliranmu yang mencapai titik itu. 

Mereka selalu bertanya mengapa tetap bertahan dengan luka yang bertubi-tubi menyerang?aku hanya tersenyum menyembunyikan kelemahanku yang sebentar lagi akan menampakkan dirinya, aku hanya mencoba sebisa mungkin untuk membuat mereka tak memandangmu orang yang jahat karena telah menyakitiku dengan begitu hebatnya:”)  aku hanya menjawab “dia hanya sedang khilaf dan kami masih tetap baik-baik saja.” Apa yang membuatku tetap bertahan? adalah cinta yang telah kita bangun berbulan-bulan, cinta yang berhias kenangan indah, cinta yang aku sendiri  menikmatinya dengan penuh bahagia.  Bisakah kita memulainya lagi? Membuka lembaran baru, memulai kisah baru dan menguki rbahagia dengan senyum dan tawa.

Aku masih disini, memulai percakapanku dengan Tuhan, aku tak punya tempat berbagi dan meminta kecuali kepada-Nya. Aku membicarakanmu dengan-Nya, aku bercerita tentang mimpi kita, tentang masa depan kita, tentang aku dan kamu yang akan terus bersama hingga maut sendiri yang memisahkan kita. Akupun bercerita, kalau kamu adalah orang yang paling keras kepala, tapii jika Allah memberiku kesempatan untuk kembali memilih, aku akan tetap memilihmu karena bagaimanapun kepribadianmu, aku akan mencoba menerima karena untuk mendampingimu memang adalah tugas yang harus kukuerjakan dengan baik. Akupun bercerita tentang kita saat ini yang jauh dari kata hamonis, dan setelah bercerita hatiku mulai tenang. Mungkin saat itu Allah telah merangkulku dengan hangat, menandakan dia peduli pada KITA.

Untukmu yang saat ini berada jauh dari hatiku, aku merindukanmu, merindukan pesan singkatmu yang membuatku seperti orang gila, merindukan perhatianmu yang selalu bisa meneduhkan hati, mrindukan hadirmu yang selalu bisa membuatku tersenyum bahagia. Aku merindukan sosokmu yang hangat:”) kapankah saat itu tiba?kapan kau akan menggenggam jemariku lagi, kapan saatnya tiba kau ada disini, membuatku menjadi perempuan paling berharga karena telah memiliki lelaki yang lua biasa, aku selalu berdoa untuk masa yang indah bersamamuaku mencintaimu, sampai nanti ketika raga dan jiwaku sudah tak menyatu, sampai nanti ketika tubuhku kaku dan mendingin, sampai nanti ketika tubuhku kembali ke tanah.



Sumber gambar: https://priana13.files.wordpress.com/2014/02/muslimah.jpg







2 komentar

Serupa terbawa ke suasana sendu dik..dirimu perempuan yg setia. hehee bertandanglah pula ke blogku. :)

Reply

iya kak, terimaksih telah berkunjung

Reply

Post a Comment