Mau kemana?

 


Hidup di usia 20 tahun, adalah awal mula kebimbangan-kebimbangan serta dilema-dilema akan masa depan. Setelah lulus kuliah lantas apa lagi yang akan dilakukan? Dunia menuntut banyak sekali hal yang di luar nalar semasa SMA.

Tuntutan untuk bekerja,

Tuntutan untuk menikah,

Tuntutan untuk menjadi kaya,

Tuntutan untuk menjadi independen woman

Dan ada banyak lagi tuntutan apalagi untuk kita kaum perempuan. Seolah ada garis pembatas antar gender. Dimana perempuan diusia 20an keatas harus inilah itulah suatu hal yang hanya dibebankan pada perempuan saja dengan dalih “Kalau tua sudah tidak subur loh nanti susah punya anak.” Padahal, ada begitu banyak mimpi yang masih ingin dikejar, ada banyak hal yang masih ingin dilakukan dengan bebas tanpa ada intervensi. Namun, dunia untuk perempuan tidaklah sebebas laki-laki dalam menetukan dia mau kemana. Perempuan dalam masyarakat punya banyak batasan-batasan yang akan terus di bicarakan sampai di mencapai fase tersebut.

Dan hal tersebut juga menimpaku. Setelah lulus kuliah aku mulai bingung dan resah ingin berjalan kearah mana dan menempuh jalan yang seperti apa untuk hidupku. Aku selalu berpikir bahwa hidup adalah serangkaian-serangkaian takdir yang tidak dapat kita ubah namun semakin aku belajar tentang agama, aku menemukan bahwa ada beberapa takdir yang nyatanya dapat kita ubah atau kita usahakan untuk menjadi lebih baik lewat usaha-usaha yang kita lakukan. Karena Allah punya kuasa untuk membalikkan segala sesuatunya. Sejak saat itu mulai menyusun satu persatu rencana kehidupanku.

Aku melewati begitu banyak malam dengan pikiran yang penuh. Penuh dengan segala kemungkinan-kemungkinan, ketakutan-ketakutan dan hal-hal lain yang anak muda sekarang lebih sering melabelinya dengan sebutan “overthingking”. Kukira setelah kuliah akan mendapati diriku dengan segala kelegaannya karena telah melewati fase sulit dalam hidupku namun nyatanya fase selanjutnya ternyata jauh lebih sulit inilah hidup yang sesungguhnya. Hidup dimana aku akan berjuang akan jadi apa dan bagaimana kehidupanku 10 tahun yang akan datang. Satu saja keputusan yang kuambil akan mempengaruhi bahagiaku dimasa yang akan datang maka dari itu aku lebih banyak merenung dan mulai berpikir untuk menatanya sedemikian indah meski pada perjalannya tidak sesuai dengan rencanaku itu sudah diluar dari kendaliku, yang kupikirkan kala itu hanya bagaimana untuk bisa membalas segala pengorbanan-pengorbanan orangtuaku mulai dari materi, waktu, dukungan dan lainnya yang membuatku bisa menyandang gelar sarjana pendidikan. 

Langkah pertama yang kulakukan adalah menyelamatkan diriku dari segala hal yang membuatku terluka. Hidupku butuh cinta namun bukan yang menyakitiku. Aku mengambil keputusan mengkhiri kisah yang hampir 5 tahun terjalin itu sebab aku tidak melihat masa depanku disana. Aku merasa kita sudah tak sejalan dan searah dan perbedaan-perbedaan lain yang membuatku menyerah. Mungkin awalnya berat, namun diriku di masa depan lebih penting untuk kupikirkan ketimbang bunga-bunga yang kadang mekar, kadang layu itu. Biarlah segala yang pernah ada menjadi kenang dan pembelajaran untuk hidup yang lebih baik lagi kedepannya. Untuk mencapai titik yang kuinginkan diriku harus bebas dan lepas tidak terkekang oleh pemikiran-pemikiran yang hanya akan menghambatku untuk maju.


Next.....

di part/bagian selanjutnya hihi... stay tune yahhh!!!

Kota ini



Pernah tidak kamu berpikir untuk lari dari kenyataan hidup yang terjadi?
Menghilang dari peradabanmu dan mulai mencoba menjadi manusia dengan versi yang berbeda? yah pergi ketempat baru, bertemu dengan orang-baru dan memulai lembaran yang baru. 
Aku pernah berpikir untuk melakukan itu, namun semakin aku mencoba semakin langkahku terhenti dan pelan-pelan berjalan mundur. 

Kenapa ini?

Ada apa dengan diriku?

Aku seperti berada di titik tengah dan diantara dua pilihan yang berat. 

Tempat ini terlalu banyak kenangnya untuk bisa kulewati sendirian. Setiap sudutnya selalu terbayang kebersamaan kita. Dari tempat biasanya kita makan, berakhir pekan juga menjalani rutinitas. Apakah mungkin aku bisa berjalan tanpa membayangkan semuanya? sayangnya aku tidak sekuat itu, setiap bayang-bayang itu membuat air mataku menetes. Arghh, bodohnya. Celutukku sambil sesekali memukul pelan kepalaku.

Kamu dan bayang-bayangmu terlalu penuh dan riuh untuk pelan-pelan kuhilangkan. Coba beritahu aku bagaimana caranya untuk melupakanmu Tuan sebab aku sudah kehilangan cara untuk membuatmu lenyap dari hati dan pikiranku.

Atau sebaiknya memang pergi saja dan pelan-pelan menata hidup di kota baru dengan pribadi yang baru?

Sungguh pilihan yang sulit namun sepertinya harus demi menjaga kewarasanku sendiri. 

Perihal apapun pilihanku, terimakasih karena pernah ada dan memberi banyak sekali pembelajaran untuk perempuan ini. Kerenamu, aku mampu lebih dewasa dan bijak dalam menetukan arah hidupku selanjutnya. Tidak lagi mencoba untuk selalu menjadi paling baik demi membuat seseorang tetap bertahan di sisiku , aku yang sekarang lebih mengutakan kenyamananku sendiri meskipun akan kehilangan banyak sekali orang-orang dalam hidupku.

Kalau nanti kita bertemu lagi di kota ini, semoga tidak ada lagi rasa yang mengganjal dalam dada. Tidak lagi sesak dan menghindar namun saling menyapa dan melemparkan senyum kemudian saling mengenang bagaimana kita dulunya. Teman lama yang berjumpa kembali dan bernostalgia tentang masa itu. 

Sampai bertemu lagi, di versi diri yang saling menerima segala ketetapan-Nya. 

Kegiatan Ekonomi




Kegiatan ekonomi adalah perilaku atau tindakan manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang kegiatan tersebut didasari oleh prinsip-prinsip ekonomi. Disadari atau tidak, hampir setiap aktivitas manusia tidak lepas dari kegiatan ekonomi. Seorang karyawan yang bekerja di kantor melayani pertanyaan customer juga melakukan kegiatan ekonomi. Seorang pengusaha yang membayarkan gaji kepada karyawan yang melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi sudah berlangsung sejak jaman dahulu. Karena kebutuhan manusia sudah ada sejak manusia baru lahir di bumi ini. Di zaman pra sejarah, kegiatan ekonomi berupa berburu, bercocok tanam, menebang pohon di hutan, dan beternak. Seiring dengan berkembangnya zaman, kegiatan ekonomi bervariasi menjadi banyak.

Kegiatan manusia yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dibagi menjadi 3 yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.

1. Produksi

Produksi adalah kegiatan menciptakan atau menghasilkan suatu produk sehingga bisa dimanfaatkan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Produk yang dihasilkan dari kegiatan produksi meliputi barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi yang siap didistribusikan ke produsen lain atau konsumen.
Tujuan kegiatan produksi selain untuk memenuhi kebutuhan konsumen juga agar memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, menghasilkan barang setengah jadi untuk produksi selanjutnya, meningkatkan produksi negara untuk kemakmuran rakyat, meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat serta meningkatkan sumber devisa ketika memproduksi barang ekspor.

2. Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan penyaluran dan pengiriman produk dari produsen ke konsumen. Distributor memastikan produk dapat diterima di tangan konsumen dalam kondisi baik.Ciri kegiatan distribusi antara lain menyalurkan produk hasil produksi, menggunakan tranportasi untuk menyalurkannya serta melibatkan produsen dan konsumen dalam prosesnya. Alur kegiatan distribusi meliputi membeli dari produsen, pengangkutan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi kualitas dan klasifikasi barang, memasarkan barang dan penyaluran ke konsumen atau pedagang retail. Kegitan distribusi memiliki dua sistem yaitu distribusi langsung dan distribusi tidak langsung.

  • Distribusi langsung: produsen menyalurkan produk atau jasa langsun ke konsumen tanpa melalui perantara.
  • Distribusi tidak langsung: penyaluran produk atau jasa dilakukan dengan perantara atau pedagang.
3. Konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan ekonomi yang berupa menggunakan atau menghabiskan barang hasil produksi atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen akan digunakan oleh konsumen secara bertahap atau mungkin sekaligus habis.Setidaknya ada tiga ciri barang konsumsi, antara lain:

  • Ketika memperolehnya dibutuhkan pengorbanan
  • Dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
  • Manfaat nilai atau jumlahnya akan habis secara langsung atau bertahap.

Konsumsi sebagai salah satu kegiatan ekonomi memiliki tujuan:

  • Memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani atau rohani
  • Mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang atau jasa secara bertahap atau sekaligus.

Untuk lebih memahami mengenai kegiatan ekonomi silahkan di klik link ini dan nonton videonya : https://youtu.be/xIB4ZxpMs3k


Lalu kerjakan soal-soal berikut ini: https://forms.gle/madPnGBKjmEDUURX8


Hujan di Bulan Desember


Bulan Desember selalu menjadi bulan di mana harinya di penuhi banyak hujan. Dari gerimis, sedang dan deras bahkan ada beberapa wilayah yang terdampak bencana karena terlalu seringnya terjadi hujan akibatnya penampungan penuh dan membanjir pemukiman-pemukiman warga bahkan akses tansportasi mulai terhambat. Mungkin salah satu narasi yang menyiratkan bahwa segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik adanya. Begitupun dengan mencintai seseorang.

Perempuan-perempuan sepertiku yang mencintai dengan sangat dalamnya akhirnya banyak yang terjatuh dalam kubangan air, menyelami air matanya sendiri dan akhirnya tenggelam dalam luka dan dukanya yang tak kunjung surut.

Hujan di Bulan Desember, mengingatkanku tentang diriku setahun yang lalu. Aku yang mencintai kekasihku itu selama kurang lebih 4 tahun lamanya. Menerima segala kurang dan lebihnya, meluaskan hatiku seluas-luasnya untuk memberinya maaf dan  mulai mempercayainya lagi. Aku seperti menjerumuskan diriku sendiri di kubangan yang sama, padahal sudah sesusah payah itu aku bangkit dan menyelamatkan diriku. Aku terbuai oleh janji manisnya, berharap seseorang bisa berubah karenaku, Namun ternyata tidak ada yang bisa merubah seseorang kecuali dirinya sendiri yang ingin. Mungkin, ekspektasiku yang terlampau jauh. Dia tidak seniat itu ternyata.

Hujan di Bulan Desember, bukan hanya langit yang mendung tapi hatiku juga. Bukan hanya awan yang menjatuhkan titik-titik airnya tapi mataku juga. Bukan hanya tanah yang basah tapi pipiku juga. Banyak sekali kenang yang mengingatkanku pada aku yang dulu yang begitu lemah karena cintaku yang terlampau tulus.

Berhari-hari aku mempertanyakan pada diriku sendiri apakah aku bahagia? Apakah aku baik-baik saja? Apakah ini sudah pilihan yang tepat untuk menetap pada sosok lelaki sepertinya? Dia baik, tapi tidak mampu menyakinkanku, sikapnya seolah mengisyaratkan padaku untuk memilih jalan yang berbeda. Dia terlampau jauh sekali rupanya untuk bisa digenggam jemariku. Egonya, keinginannya, keputusan-keputusannya tidak menyediakanku tempat untuk menselaraskan tujuan kita. Sejak saat itu, aku merasa kita sudah berbeda. Isi kepala dan prioritas kita tidak lagi tentang bagaimana menyamankan pasangan namun hanya tentang bagaimana caranya menyamankan diri sendiri. Lantas untuk apa kita bertahan?

Aku masih dengan gejolak batin dan logikaku. Belum punya banyak keberanian untuk menyampaikan padanya tentang apa yang kurasakan. Aku takut, kita sudah sejauh ini. Apakah mungkin selepas dengannya aku bisa menemukan seseorang yang mencintaiku sebaik dia? Apakah mungkin aku mampu hidup tanpanya? Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan dalam benakku yang tak mampu dia jawab karena terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Aku, bertanya dan menjawab pertanyaanku sendiri hahaha terdengar gila tapi itulah yang terjadi. Desember 2021 Aku banyak menyakiti diriku dengan memberinya kalimat-kalimat penenang yang ternyata menjatuhkanku lagi dalam kubangan yang sama. Aku terjatuh pada kesalahanku yang sama, memberinya ruang untuk memasuki duniaku lagi. Kukira akan menjadi pelangi setelah hujan-hujanku namun ternyata menjadi badai yang menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya.

Sampai akhirnya aku menemukan satu alasan kuat untuk meyakinkan diriku sendiri mengambil keputusan itu lagi untuk kedua kalinya.

4 tahun, yang bagiku bukan waktu yang singkat membersamai seseorang dari usianya 19 tahun hingga 23 tahun. Dari memulai pertemanan kita di tahun 2016 pas masuk kuliah, sampai akhirnya memutuskan berpacaran di tahun 2017 dan wisuda sama-sama di tahun yang sama seperti janjiku, aku menepatinya tapi dia tidak ,toh pada akhirnya kita tidak sampai di pelaminan. Sudah banyak kejadian dalam hidupnya dan hidupku yang kita ada di dalamnya. Mulai dari sedih, tegang dan juga bahagia. Aku membersamainya dari dia masih mahasiswa baru sampai akhirnya bisa bekerja. Sebuah proses panjang yang bohong kalau kami tidak mengalami pasang surut di dalamnya. Namun, badai di akhir desember ini terlalu kuat menerjang kisah yang rapuh karena kurangnya komunikasi dan juga keyakinan untuk saling mempertahankan. Akhir Desember 2021 diantara riuhnya kembang api dan sorakan bahagia orang-orang yang merayakan pergantian tahun, Aku melepaskannya, melepaskan semua ikatanku dengannya. Alih-alih menahanku untuk pergi dia malah membantuku melepaskan ikatan yang tak mampu diraih jemariku. Dia mengiyakannya, dia memberiku kebebasan memilih bertahan atau pergi. Sejak saat itu aku mulai mempertanyakan rasa cintanya padaku, apakah memang hanya aku yang mencintainya sendirian? Hanya aku yang terlampau menjaga ikatan kita agar tidak terlepas? Aku semakin yakin untuk memilih menyudahinya. Dia tidak selingkuh, dia tidak mengkhianatiku tapi dia tidak mampu mengekspresikan rasa cintanya hingga membuatku berpikir kalau aku tidak lagi diinginkan. Jarak dan ego mungkin menjadi rentetan alasan terkuat dari keputusan yang sama-sama kami sepakati malam itu. Langit riuh bertabur kembang api namun hatiku riuh bertabur luka-luka

Hujan di Bulan Desember, kenangku hanya sebatas ingatan-ingatan yang sudah tidak ingin aku ulangi lagi. Sebuah pembelajaran berharga, sebuah kisah yang membuatku banyak belajar dan membentukku menjadi perempuan yang lebih realistis dari sebelumnya. Yang tidak lagi berkorban demi menjaga seseorang agar tetap mencintaiku, yang tidak lagi mempercayai bahwa kelak seseorang akan berubah, yang tidak lagi mempercayai janji manis, Aku sudah berhenti. Biarlah segala kebaikanku bersemayam dalam hatinya, karena kelak akan ada satu keadaan dimana menemukanku pada perempuan lain adalah sebuah ketidakmungkinan dan saatnya dia menyadari bahwa dulu dialah pemilik permata yang berharga tapi dia biarkan terjatuh, terbawa arus, hilang kemudian ditemukan yang lain. Seseorang yang kini menjaganya dengan sangat hati-hati.

Aku Sudah Lelah

Kamu berceloteh panjang kali lebar, mengungkit segala macam kekurangan-kekuranganku. Kamu bercerita seolah aku ini tidak ada baiknya saja di matamu. Apakah demikian adanya Tuan?

Aku tidak lagi seperti biasanya…

Aku tidak lagi menimpalimu dengan jutaan pembenaranku, tidak lagi menaikkan nada bicara membela diri akan semua penghakimanmu. Aku tidak lagi mengerutkan dahiku atau mungkin mengubah raut wajahku menjadi kesal. Aku memilh diam. Memberimu waktu untuk bercerita apa saja.

Bukan tidak ada lagi pembenarannya, namun sudah lelah meladeni kamu yang tidak ada habisnya. Semakin aku meresponmu dengan segala bentuk pembelaanku semakin kamu bersikeras dengan segala kesalahan-kesalahan yang kalau diingat-ingat itu tidak seberapa dengan apa yang sudah kamu lakukan padaku.

Meneriakiku ? Sudah!

Mencampakkanku? Sudah!

Mengkhianatiku? Sudah!

Meninggalkanku? Sudah!

Menilaiku selalu salah juga sudah!

Lantas sabar apa lagi yang akan kau ajari padaku?

Sudahlah!

Aku sudah lelah dengan segala drama percintaan kita yang tidak ada ujungnya. Kita sudah terlalu hancur untuk di rekatkan kembali. Aku bukan kepingan puzzlemu yang hilang, bukan bagian dari ganjilmu yang kau cari. Aku mungkin hanya persinggahan tempatmu banyak belajar tentang bagaimana memaknai dan menghargai apa yang kita punya sebelum akhirnya terlepas.

Aku memilih melepaskanmu dan menyelesaikan drama ini.

Kita bukan lagi sepasang yang saling mencintai, namun sepasang yang saling menghakimi kesalahan masing-masing. Tidakkah kau menyadarinya? Ayolah saling melepaskan dengan penuh ketenangan aku sudah sangat lelah. Kamu boleh menceritakan pada seluruh dunia bahwa akulah yang salah dan akulah yang menjadi penyebabnya agar seluruh dunia membelamu, agar seluruh dunia mengumpatku dengan kata-kata kotornya. Bukankah itu lebih baik daripada aku harus bertahan di hubungan yang perlahan-lahan membunuh mentalku.

Aku sudah lelah..

Maaf untuk segala kekuranganku dalam mencintaimu, namun aku sudah seberusaha itu untuk mencintaimu dengan sebaik-baiknya hanya saja bagimu selalu tidak cukup. Sekarang kamu bebas berkelana kemana saja dengan siapa saja karena aku tidak akan menanyai kejujuranmu lagi.

Aku memilih menyelamatkan diriku sendiri, mentalku lebih berharga dari cintamu yang hanya bercanda Tuan!

ini Salahku-

 Maaf.

Mungkin hanya kata itu yang bs kukatakan untuk mewakili segala apa yang kurasa.  Aku tidak tau harus menamakannya apa,  mungkin memang akulah perempuan jahat yang dengan begitu tega memperlakukanmu seperti ini.  Tapi,  jujur dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku tidak pernah ingin melakukannya.  

Sekali lagi maaf, ini salahku. 

Wajar-wajar saja kamu memblokir kontakku, melenyapkanku dr segala sudut dalam hidupmu,inilah Konsekuensi yang harus kuterima dari keputusanku untuk kembali padanya.  

Namun, andai kau tahu apa yang sebenarnya ada dalam benak dan pikiranku mungkin kau tidak akan berpikir aku sejahat ini.  Tapi biarlah itu menjadi rahasiaku dengan Tuhan, cukup kamu tau untuk memutuskannya aku harus melalui pemikiran yang panjang, juga perenungan yang tak sebentar. 

Maafkan aku akhirnya menyerah, bukan karena menyayangimu dengan palsu  tapi aku pernah setulus itu sampai pada akhirnya rasa itu memudar karena merasa dituntut menjadi orang lain. Jika suatu saat nanti kamu kembali jatuh cinta lagi,  tolong biarkan perempuanmu menjadi dia yang sebenarnya dia, jangan terlalu di genggam sebab akan membuatnya lebih mudah terlepas.  Sekali lagi,  ini bukan sepenuhnya kesalahanmu tapi aku yang salah karena memberimu ruang ketika aku sendiri sebenarnya belum benar-benar melupakannya.  Maafkan aku yang tidak hanya menyakitimu tapi juga meninggalkan trauma besar untukmu.  Aku sangat merasa bersalah.  Ingin rasanya menghilang jauh, melepaskannya lagi.  Kemudian hidup dengan diriku sendiri saja.  


Ada rasa bersalah yang sampai mati akan selalu menghantui hidupku karena meninggalkan lelaki sebaik kamu.  Aku menyadari bahkan perempuan seperti aku yang jauh dari kata baik ini memang tidak pantas dengan kamu.  Mungkin ini cara Allah agar kamu dapat bersama dengan seseorang yang terbaik versi-Nya. 


Malam ini aku menangis sejadi-jadinya, mengutuki diri di depan cermin.  



Ini salahku, mungkin aku memang harusnya tidak memilih siapa-siapa. 



Maafkan aku,  sekali lagi maafkan aku.  Kamu laki-laki baik yang selalu melibatkan Allah,  aku yakin akan hidup bahagia meski bukan denganku.


Meski kutau, kau sangat membenciku,  tapi aku akan selalu menunggumu pulang sebagai sahabat yang baik untuk aku yang akan selalu merindukan sosokmu yang hangat.

Baik Itu Tidak Bodoh

Mungkin semua orang pernah berbuat salah, yang namanya manusia kita tidak luput dari kesalahan. Namun, sudahka kita berbuat baik?.

Perbuatan baik pasti dimiliki semua orang, semua manusia yang ada di dunia adalah orang yang baik tapi baiknya kita itu dengan versi diri masing-masing.

Ketika setiap hal yang kita lakukan itu tulus, ikhlas dan tanpa pamrih maka itu adalah kebaikan yang sejati. Mungkin semua orang itu baik tapi tidak semua orang bisa tulus berbuat baik. Adakalanya orang berbuat baik hanya ingin disanjung atau mungkin ingin dapat balasan, itu bisa jadi dan mungkin hal itu pernah ada dalam diri kita.

Tanpa sadar kita pernah berbuat suatu kebaikan tapi pamrih, ingin dibalas, ingin disanjung dll. Itu semua tergantung niat kita, ketika melakukan sesuatu percaya bahwa Allah melihat dan mengetahui apapun yang ada di hati kita.

Untuk itu, teruslah berbuat baik karena kita tidak pernah tahu kebaikan mana yang akan menghantarkan kita ke surga, kebaikan mana yang akan membuka pintu pahala dan kebaikan mana yang akan menuntun kita ke pintu surga.

Tetaplah jadi baik karena baik itu tidak merugika, baik itu tidak merendahkan, baik itu tidak hina bahkan perbuatan baik adalah sesuatu yang mulia meski mungkin kadang kita mendapat balasan yang buruk saat kita beperilaku baik.

Adakalanya seseorang tidak bisa menerima kebaikan kita disaat kita benar-benar tulus, bahkan tidak jarang orang memanfaatkan situasi dan kondisi saat menerima kebaikan dari kita.

Jika itu terjadi jangan pernah berhenti berbuat baik, tetaplah jadi baik. Mungkin saat itu kamu tidak langsung mendapatkan balasan kebaikan namun percayalah Allah tidak tidur, suatu saat nanti kita akan mendapat balasan kebaikan sebagaimana kita berbuat baik jika memang bukan dari orang yang sama tapi bisa jadi akan lebih banyak kebaikan datang dari orang-orang sekitar lainnya.

Banyak yang mengatakan orang yang terlalu baik itu bodoh, karena sangat mudah untuk dimanfaatkan, namun bagi saya tidak, karena ketika saya berbuat baik maka disitulah bukti bahwa saya lebih hebat dari mereka, saya lebih kuat dari mereka dan saya lebih cerdas dari mereka. Kenapa? karena saya tidak buta, saya tidak tuli, dan saya tidak bisu.

Saya bisa melihat setiap kebaikan kecil dari orang lain sehingga tidak ada alasan untuk tidak berbuat yang lebih baik dari dia, kalaupun ada salah maka kesalahan itu tidak akan menutup mata saya untuk melihat kebaikan dari orang lain.

Saya bisa mendengar kebaikan apa saja yang dilakukan orang diluar sana sehingga tidak ada alasan untuk saya menolak berbuat baik kepada orang-orang, saya tidak punya alasan untuk menutup telinga dengan pura-pura tidak tahu apa yang orng lain telah lakukan.

Saya bisa berbicara yang baik meskipun itu hanya secercah perkataan sederhan namun saya tidak pernah mnyakiti orang dengan perkataan saya, karena saya tahu rasanya sangat sakit ketika disakiti oleh perkataan orang lain.

Jadi, jngan pernah lelah truslah menjadi baik bahkan yang terbaik menurut versimu.

Hijrahnya seorang pendosa

Ketika seseorang memiliki masa lalu buruk tidak lantas kita munjudge mereka akan masuk neraka, begitu pun sebaliknya ketika seseorang di masa lalunya adalah ahli ibadah, ahli Al-Qur'an, ahli sedekah lantas kita langsung berspektif dia akan masuk surga. 

Sesungguhnya urusan surga dan neraka hanya Allah SWT yang Maha tahu, kita manusia tidak ada hak menghakimi sesama manusia dia pantas di surga atau neraka. Karena ketika seorang pendosa berbuat satu kebajikan lantas dia ikhlas melakukannya maka boleh jadi satu jalan menuju surga terbuka lebar untuknya apalagi ketika seorang pendosa bertaubat dan menyadari segala kesalahannya kemudian memohon ampun kepa Allah dengan segala kerendahan diri dan hatinya, maka bisa jadi surga untuknya kelak. Bahkan mungkin sebaliknya ketika seseorang yang begitu ahli ibadah, ahli sedekah, ahli Al-Qur'an namun dia selalu membanggakan diri, dia selalu besikap sombong bahkan dia selalu merendahkan orang lain maka bisa jadi kelak nerakalah tempat untuknya.

Teringat kisah seorang pelacur yang masuk surga hanya karena memberi minum seekor anjing yang sedang kehausan. juga kisah dua orang yang bertetangga namun memiliki latar belakang yang berbeda, satunya seorang pelacur yang sering menjual harga dirinya kepada pria-pria tua yang tidak punya malu namun ketika di akhir hidupnya ia malah menyesali semua perbuatannya dan bertaubat kepada Allah, dia pun selalu memuji tetangganya yang merupakan ahli ibadah dan dia berharap bisa seperti tetangganya itu, sehingga saat meninggalpun ia dalam keadaan baik. Berbeda dengan tetangganya yang begitu ahli ibadah, mulai dari ibadah wajib sampai ibadah Sunnah dilakukan namun setiap harinya dia tidak pernah melewatkan waktu mencelah tetangganya, dia berkata bersyukurlah ia karena termasuk orang yang ahli ibadah, berbeda dengan tetangganya yang merupakan seorang pelacur, hoby menjual diri dan tidak melakukan ibadah, dan alhasil di akhir hidupnya ia meninggal dalam keadaan buruk karena sebelum meninggal ia masih tetap merasa sombong dan tetap mencelah tetangganya. Nauzubillah mindzalik.

Ingatlah sifat sombong adalah sifatnya iblis, penyebab iblis dikeluarkan dari surga karena ia merasa hebat dan sombong.

Untuk itu, janganlah kita merasa tinggi jika kita memiliki kelebihan dalam hal ibadah, ilmu dan akhlak karena sejatinya itu hanyalah sebuah bonus dari Allah, juga untuk ujian karena sejati Allah ingin tahu sampai mana kita bisa menjaga amanah darinya, apakah kita bisa istiqomah dan tawadhu, atau justru angkuh dengan semuanya.

Begitupun sebaliknya jika mungkin kita punya masa lalu buruk, jangan pernah takut untuk bertaubat, karena sesungguhnya Allah selalu menunggu taubat hamba-Nya, Allah selalu menunggu hambanya kembali dalam dekapan-Nya. Sampai kita lupa dengan Allah pun, Dia masih mau menerima maaf kita disaat kita memohon ampunan kepada-Nya.

Allah tidak melihat dari masa lalu kita, bahkan Allah akan menutup segala aib-aib kita, maka dari itu jangan takut untuk berubah yakin Allah itu Maha Pengampun, Allah Maha Tahu, Allah Maha Membolak Balikkan Hati. Ketika kita menyadari kesalahn boleh jadi saat itu Allah meminta kita kembali kepada-Nya, sudah cukup kita lari dan melupakan-Nya, Allah mau kita kembali dan memohon Ampunan.

Jika saat itu tiba maka bersyukurlah hidayah sudah menjemputmu, sebuah keberuntungan saat kita diberikan hidayah karena tidak semua orang punya kesempatan seperti itu.

Jangan merasa tidak pantas, yakinlah Allah memilihmu karena kamu istimewa, tidak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Dan ingatlah satu motivasi ini, Orang yang punya masa lalu buruk berhak punya masa depan yang baik dan orang yang memiliki masa lalu yang baik tidak menjamin dia akan memiliki masa depan yang baik, karena hidup itu berputar bukan untuk diri kita sendiri tapi untuk semua makhluk Allah SWT.

Semangat hijrahnya, tetap istiqomah dan tawadhu yah...

‘Perjalanan Pendidikan Nasional’

sumber gambar: https://klasika.kompas.id/baca/sejarah-ki-hadjar-dewantara-bapak-pendidikan-nasional/


               Potret pendidikan Indonesia pada masa kolonialisme anak pada saat itu dipaksa untuk menjadi orang bodoh tanpa diberikan akses pendidikan, terkecuali hanya untuk kepentingan kolonialisme dan kapitalisme pada saat itu. Orang-orang hanya boleh belajar membaca menulis berhitung hanya untuk mendukung kepentingan tuan-tuan dan majikan-majikan mereka, bukan karena untuk mensejahtrakan kehidupan kita sebagai bangsa yang terjajah. Fase kedua setelah itu pendidik diperuntukkan hanya untuk mereka yang memiliki modal, pendidikan hanya terbatas pada anak-anak pejabat. Hingga akhirnya Raden Mas Suryadi Suryadiningrat membuka akses selebar-lebarnya bagi seluruh kalangan dengan didirikannya Taman Siswa.

            Sebagai seorang pembelajar saya memandang bahwa pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah hal yang memang akan terus relevan dengan perubahan zaman seperti apapun baik buruk pada era kolonialisme saat ide-ide ini di cetuskan sendiri oleh Ki Hajar Dewantara maupun pada masa ini. Karena apa yang di sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah sebuah dasar bagaimana tujuan pendidikan nasional yang juga merupakan tujuan kemerdekaan bangsa ini dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga melaksanakan perdaiman dunia semua itu hanya bisa diraih dengan ilmu dan pengetahuan. Ki Hajar Dewantara memposisikan guru sebagai seorang penuntun yang bisa membantu persemaian benih-benih kebudayaan yang akan menjadi cikal bakal peradaban, yang membangun karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya dan Berperadaban. Sedangkan sebagai pelajar atau murid saya memandang konsep yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah yang mengupayakan pendidikan yang memanusiakan manusia, pendidikan yang berpihak pada anak, dan tentunya memandang anak bukan lagi sebagai objek tapi sebagai subjek dan peran utama dalam pendidikan. Hal ini tentu membahagiakan.       

            Lewat penerapan kurikulum paradigma baru atau yang biasa disebut kurikulum merdeka pemerintah berusaha menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara pada sistem pendidikan dengan harapan peserta didik dapat menyerap pembelajaran dengan baik karena disajikan dalam bentuk yang menarik dan menyenangkan. Disamping itu guna tetap mengikuti perkembangan zaman maka peran teknologi dan komunikasi juga sangat diperlukan sebab di era milenial seperti sekarang ini hampir seluruh bidang kehidupan manusia memerlukan teknologi di dalamnya makanya setiap manusia harus bisa cakap teknologi.  

Karena Bukan Aku Orangnya

 

sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/600104719091316563/

Kamu menutup diri dari semua akses tentangku. 


Kamu pergi,kusadari itu karena keputusan yang kubuat. Namun,  andai kamu tahu alasan di baliknya mungkin kamu akan berdamai dan menerimanya dengan lapang dada.  


Ini bukan tentang aku yang hanya menjadikanmu pelarian dari segala rasa sakit,bukan. Aku tidak sejahat apa yang ada di pikiranmu.  Aku hanya ingin mengembalikanmu pada dirimu yang dulu.  Kamu yang memegang teguh prinsip-prinsip yang karena terlampau mencintaiku berani melanggarnya dan bahkan lebih jauh dari itu.


Kupikir,  dengan melepaskanmu akan banyak memberikanmu ruang untuk bisa fokus dengan impian-impianmu. Tapi kuakui kesalahanku, karena bukan hanya melepaskanmu untuk mengejar itu tapi juga kembali padanya.  Itu salahku yang tidak ada pembenarannya seindah apapun ucapan maaf yang kulontarkan padamu. Namun yang harus kamu tahu, yang kita lalui kemarin bukan kepalsuan tapi sebenarnya cinta meski kurasakan ada banyak beda di antara kita yang sulit untuk dirangkai menjadi pelangi yang indah. Warnaku terlalu gelap jika harus disandingkan denganmu.  Seharusnya sudah sedari awal kusadari bahwa aku tidak pantas.  Aku tidak pernah sama sekali berpikir untuk menipumu,  menyia-nyiakanmu,  atau bahkan memanfaatkan kebaikanmu seperti apa yang ada di cerita instagrammu namun jika kamu berpikir demikian silahkan sebab aku tidak punya kewenangan untuk mengendalikan isi kepalamu.  Yang ingin kusampaikan aku dengan segala kerendahan hati meski mungkin tidak akan berguna untukmu atau mungkin  kamu sudah tidak membutuhkan itu lagi tapi aku meminta maaf sedalam-dalamnya sebab sudah menyakitimu seperti ini. Namun yang kulakukan meski bagimu begitu jahat dan menyakitkan aku pernah menyayangimu dengan begitu tulus, menangisi kamu yang ingin pergi, menunggu kamu selesai dari istirahatmu dan mendengarkan segala keluhmu tentang hari-hari yang kamu jalani.  Aku pernah menyayangimu sedalam itu sampai akhirnya menyerah sendiri karena merasa kau berhak dapat perempuan yang lebih baik dan yang tidak keras kepala sepertiku. 


Hari ini aku mendapatkan kabar dari mama, kalau kamu kerumah membawa janjimu dulu.   Aku tahu kamu tidak lagi ingin terlibat apapun denganku bukan?  Kamu ingin menuntaskan janjimu agar bisa seutuhnya melepaskan bayang2ku dari hidupmu.  Mungkin itulah konsekuensi dari keputusanku dan walaupun berat dan sejujurnya membuatku hidup dalam rasa bersalah yang teramat dalam aku akan menerimanya. Terimakasih karena telah menepati janjimu, kamu laki-laki baik yang akan selalu kudoakan mendapatkan hal-hal yang baik. Ini bukanlah akhir, sebab perkara jodoh itu di luar dari kendali manusia.  Sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir,di versi kita yang sudah bisa saling menerima ketetapan-Nya maafkan aku yang mungkin begitu banyak membuatmu terluka, akan menanggung rasa bersalahnya sepanjang hidupku dan terimaksih telah memberikan warna dan kenangan yang indah.  Orang baik yang membuatku pernah merasakan menjadi ratu meski entah akhirnya akan menjadi pangeran atau pembelajaran.