Berteman Sepi

Malam ini terlalu dingin hingga menggelitik diri untuk memulai merangkai sajak, ini hanya rintihan hati mengenai kesendirian dan kekappuan malam ini,mendorong jari dan hati untuk sama-sama larut dalam dunia kedua setelah nyata,yaitu kata!

Awan menghitam,langitpun menghitam pertanda malam telah menyapa.Kusandarkan kepala menghadap langit,merasakan ayunan demi ayunan angin yang berhembus. Ingatan kembali berporos pada satu kata, SEPI!  

Menghabiskan waktu dengan deretan tanda tanya mengenai cinta,menghabiskan waktu dengan deretan nama yang pada akhirnya juga mengantarkan pada kecewa,rasanya berteman dengan sepi,ilusi dan fantasi memang hal yang paling indah.

Langit masih juga menghitam, Tak ada bintang sebersinar dia dahulu,yang saat ini telah menjadi angin lalu,tak ada hembusan angin menyegarkan seperti ketika sosoknya masih nyata dalam duniaku,kini kesepian dan kesendirian bagaikan dua sisi uang logam dalam malamku,berbeda tapi menyatu.

Adakah hal yang lebih indah dari merangkai sajak bagi mereka yang rindu akan kata indah? adakah hal yang lebih indah dari berimajinasi bagi mereka yang rindu akan kisah? adakah hal yang lebih indah dari menatap tanpa kedipan bagi mereka yang rindu akan tawa bahagia?kurasa hanya berteman sepi semuanya menjadi lebih indah:)

Karena melupakan sosok yang pernah tinggal lama bukanlah perkara yang mudah,karena membuka pintu hati yang telah tergembok bukanlah hal yang mudah,karena menghapus dan melenyapkan momen-momen indah bukanlah antisipasi melupakan yang mudah:)

Raga sudah lama ingin pergi,sudah lama ingin melepas sepi dan sendiri, tetapi hati masih berbisik "jangan" mungkin karena sudah lelah dihantam dengan jutaan rasa sakit karena merah jambu:')

sepenggal sajak untuk mewakili rasa pada malam ini,sepenggal sajak tentang sendiri dan sepi,tentang pertemanan yang erat,tentang sosok penulis yang sampai hari ini belum juga mampu terlepas dari sepi dan sendiri:')HAHAHAHAJA

Post a Comment