Hai Hujan!


Semula lembaran ini kosong, aku hanya menatapnya sembari sesekali meneteskan air mata. Seminggu menjelang Ujian Nasional, kau berikan hadiah terbaik. Sangat baik hingga membuatku kesulitan bernafas. Apa yang  salah dengan hubungan  kita? Apa yang salah dengan cinta? Apa yang salah dengan saling meyayangi?entahlah! ibumu mungkin berfikir kita sama dengan muda mudi yang dijumpainya. Dia, hanya tidak tahu tidak ada yang terganggu dengan kita, sekolahku baik-baik saja. Sekolahmu pun baik-baik saja.

Lantas apa yang salah? Inikah akhirnyaaa???

Kukira kita bisa sama-sama berjuang untuk bertahan. Namun, kau tak sekuat yang aku kira. Langkahmu terhenti, meski berulang kali kupaksa untuk melangkah. Kau diam di tempatmu berpijak, melepas jemariku yang menggenggammu kuat. Memberikan isyarat kepadaku,untuk melangkah jauh meninggalkanmu. Tetapi kau hanya tidak tahu betapa sulitnya menganggat kaki, kemudian pergi. Aku pernah, merasakan ini sebelumnya, bersama masa lalu yang jauh lebih menyakitkan. Tetapi tak sesulit ini bagiku untuk melepaskan. Aku sudah jatuh dan sulit bagiku untuk bangkit. Terlalu nyaman rumah yang kau dirikan, hingga membuatku tak ingin pergi.

Hari ini, pagi pertama yang kulalui tampamu. Sudah semalaman aku menangisi perpisahan kita, tetapi mata ini tak pernah lelah untuk kembali menangis. Kucoba sekeras mungkin untuk membuat semuanya biasa, namun hatiku terlalu rapuh, hancur tak berbentuk. Kau hanya tidak pernah mengerti seindah apa sosokmu didalam sini. Yang kau tahu, hanya menyakinkanku untuk lupa, meyakinkanku untuk percaya takdir dan jodoh. Tetapi, pernahkah kau berfikir untuk menjadi diriku? Untuk berada diposisiku saat ini? Kau sama sekali tak ingin tau semua yang kurasa. Cukup bagimu  melihatku rela. Namun sejujurnya aku tak pernah rela.

Sayang, kau tahuu?

Ketika seseorang perempuan memperjuangkanmu dengan begitu besarnya, itu adalah anugrah terbaik yang kau miliki. Apa sulitnya membantunya untuk berjuang? Aku tahu, berat untukmu mengindahkan ucapan ibumu lagi, tapi ketika kau tulus mencintai sesulit apapun keadaanmu, tidak akan pernah ada kata pergi. Coba tanyakan pada hatimu, tuluskah aku mencintainya?

Sayang, kau hanya tidak pernah tau,

Seperti apa wanita ini mencintamu. Kau sosok pertama yang berhasil membuatnya lolos dari masa lalu yang tiap kali membayangi. Kau sosok pertama yang kembali menyentuh hatinya, melengkapi kepingannya yang lenyap. Dia menaruh harap yang besar, menaruh cinta sepenuhnya  untukmu, berlaku jujur meski yang kau tanyakan adalah masa lalunya. Bisakah kau bayangkan bagaimana sakitnya ditinggalkan oleh seseorang yang telah kau yakini akan selalu membuatmu tersenyum?:’)

Aku menulis ini, ketika mataku kembali hujan. Aku menulis ini ketika bayangmu kembali merasuki kepalaku, memaksaku memutar kembali memori indah yang kulalui bersamamu, memang singkat tetapi sulit bagiku untuk lupa. Kau ingat hujan? Dia adalah saksi bahwa aku mencintaimu tanpa alasan, saksi bisu ketulusan yang terjalin. Aku mencintai hujan, karena dengannya aku merasa kau ada, meski hanya mampu kujumpai dalam nalarku.

Bersamamu kurasakan bahagia yang tak penah mampu kudefinisikan dengan sajak. Kenyamanan yang kau berikan meluluhkan hati. Hanya dengan mendengar suaramu aku sudah seperti orang gila, hahahaa memang sejak awal aku sudah gila, itu katamu. Aku tidak pernah lupa sapaan itu, meski menyangkut kekuranganku tetapi aku menyukainya. Sulit bagiku untuk lupa semuanya:’)

Hai, hujanku yang memilih pergi:’) aku sedang berusaha untuk menata hati. Meski sulit tampamu, tetapi apa yang dapat kulakukan? Aku hanya gadis penuh kekurangan yang berkhayal bisa menjadi perempuan yang terindah dihatimu. Terima kasih pernah hadir dihidupku, meski akhirnya memilih menyerah. Terima kasih untuk kebersamaan dalam hujan yang takkan kulupakan. Terima kasih pernah memilihku, walau ada banyak pilihan yang lebih baik dariku. Terima kasih untuk semua cinta dan sayang yang kau berikan dengan sepenuh hati. Terima kasih pernah membuatku tersenyum, membuat hariku berwarna dan membuatku bahagia. Aku mencintaimu, hari ini, esok dan entah sampai kapan:’)

Dariku, perempuan yang selalu merindukanmu. Salam rindu, dariku yang telah kau kubur bersama kenangan.
























Sumber gambar: http://haiineola.com/wp-content/uploads/2015/11/Apakah-kamu-benar-benar-rindu-pada-hujan-atau-rindu-bernostalgia-di-bawah-hujan.jpg

Post a Comment