Distance~


Jarak? Sebelumnya, aku tak pernah punya sedikitpun rasa untuk menjalani hubungan dengan bentang jarak berkilo-kilo meter. Manahan rindu hingga berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. menunggu hingga berjam-jam. Tapi, ada daya? Hati memilih kamu, kamu yang sosok nyatanya berada jauh dari sisiku.
Ada banyak hal yang ingin kusampaikan untukmu yang kini sedang berada ditempat yang jauh disana, aku merindukanmu:’) sering aku mengutak atik ponselku, menunggu pesanmu menyapaku, menunggu balasan-balasanmu, karena jarak aku lebih sering mengalah oleh keadaan. Salahkah jika aku mengutuk jarak yang membentangi kita? Salahkah jika aku juga ingin seperti mereka yang setiap hari dapat bertemu, berjalan bersisian, sesekali berbagi tawa, seakan dunia hanya milik mereka. Aku iri sayang, sangat iri dengan mereka yang dengan mudahnya dapat berjumpa. Tanpa ada jarak yang menjulang jauh.
Dan jika rindu tiba-tiba saja menyergapku, yang aku lakukan hanya menatap potretmu, melihat ukiran senyum dari balik wajah manismu, sesekali membaca ulang percakapan kita, bagaimana awal perkenalan kita, bagaimana gombalan-gombalanmu sukses membuatku tersipu malu, hahahahaha aku tertawa, walau sejujurnya yang aku mau adalah kehadiranmu yang nyata disampingku. Bisakah waktu membawamu didepan mataku saat ini juga? Hahaha, sayangnya aku tak punya doraemon.
Tapi, percayalah! Karena jarak, tercipta rindu dan rindu menguatkan cinta. Karena hanya orang-orang hebat yang mampu bertahan dengan hubungan jarak jauh, hanya orang-orang hebat yang masih dapat saling mencinta walau tak sering berjumpa, hanya orang-orang hebat yang dapat menopang kisahnya walau kejujuran dan kesetian masih mengabu. Satu yang kuyakini dari cinta, sejauh apapun kita dipisahkan oleh jarak, takkan mampu memudarkan rasa, kuncinya kita percaya dan yakin akan kekuatan cinta. Aku kuat, karena kau setia:’)
Aku masih disini, menunggumu yang juga tak kunjung memberi kabar, aku tahu kau sibuk dengan-temanmu, aku mengerti itu. Tapi, bisakah sebentar saja menenyempatkan waktu semenit saja untuk menghubungiku? Kita ini jauh sayang, dan aku belum cukup dewasa untuk memahami tanpa kau beritahu. Terkadang aku iri pada teman-temanmu, pada orang-orang yang berada dekat denganmu, orang-orang yang kapan saja dan kapanpun dapat bertemu denganmu, mengajakmu bersua, berbagi tawa dan yah sekali lagi aku iri! Namun, kau tak pernah menyadari itu, kau tertau sibuk, yah sibuk dengan duniamu sendiri:’)
Adakah waktu untuk kita bisa sama-sama menuai rindu? Adakah ruang untuk kita bisa saling melepas rindu? Rasanya kau seperti matahari dimusim penghujan, sulit kutemui walau terkadang aku melewati hujan berkali-kali. Bisakah sesekali kau menjelma menjadi pelangi? Setidaknya untuk membuat binaran di mataku tercipta karena bahagia:’)
Dan Untukmu, yang kini entah sedang melakukan apa, yang kini entah sedang disudut bumi mana, aku merindukanmu, walau kutau aku tak lagi pantas untuk itu. Sekarang November, hujan pertama kulalui tanpamu lagi, setahun yang lalu kita larut dalam hujan, kita banyak melalui rentetan kisah dibalik rintiknya yang jatuh dan kini, aku menatap hujan seorang diri, tak lagi ada mantel bening yang melindungi tubuhku, aku kedinginan diantara kenangan haram yang tak sengaja terputar kembali. Maafkan, maafkan untuk tulisanku yang kembali menyinggungmu. Menarikmu lagi, walau telah jauh kutendang dari hidupku.Dan hujan di November mengajariku untuk lupa, mengajariku untuk tak lagi mengingat sosok yang telah meruntuhkan mimpi dan anganku. Sudah cukup perjuanganku, sudah cukup luka yang kuraih dari cinta yang semu, sudah cukup aku menyayangi lelaki yang tak lagi menaruh sedikitpun rasa dihatinya, dan sudah cukup aku larut dalam nostalgia indah yang nyatanya sudah usai. Karena akupun pantas untuk bahagia seperti kau yang kini, entah sedang bahagia atau sengsara. Aku sudah tak peduli. Bagiku taku lagia da kisah, kita telah usai,yah sejak dulu.
Aku menulis ini, untuk mereka sang penikmat kisah. Untuk mereka yang sedang beradu dengan jarak dan cinta. Untuk mereka yang dilanda mendung berkali-kali karena rindu, dan untuk mereka yang sedang menyeka hujannya karena pertemuan yang begitu didamba.
Bersabarlah, karena pertemuan yang tercipta ditengah jarak yang membentang jauh, adalah bahagia yang sederhana.

Karena Allah selalu punya tempat bagi mereka yang sabar, bagi mereka yang menghargai sebuah pertemuan. Biarkan jarakmu menjadi menguji cintamu, biarkan jarak menjadi kisahmu yang menarik dan biarkan jarak menjatuhkan rintik rindunya berkali-kali hingga cinta layaknya hujan dibulan November. Deras dan semakin deras.

Untukmu, adindaku yang kini telah dilanda rindu. Pangkep tidak jauh, hanya beberapa kilometer dari Maros dan kau hanya cukup bersabar untuk pertemuan yang nantinya akan mengantarkanmu pada pelangi pertama dibulan November. Be Patient and always smile :D GOODLUCK;)





Sumber gambar: http://ithaw.net/wp-content/uploads/2015/11/ldr.jpg

Post a Comment