Dimana Letak Kebahagiaan Itu?




Ingin kuberteriak sekencang-kencangnya melepaskan semua hal yang telah lama terpendam dihati,
Ingin ku curahkan pada rumput yang bergoyang. Namun, mereka hanya diam.
Ingin kucurahkan kepada angin yang berhembus. Namun angin pun tak menghiraukannya.
Ingin kucurahkan kepada air yang mengalir. Namun, tak kunjung Ia bersua.
Ingin kucurahkan kepada manusia lain. Namun, tak ada satupun yang mengerti apa yang Aku rasakan. 

Mungkin memang hanya dengan mengenakan mukenah putih dan duduk diatas sajadah sembari berdialog dengan sang Pencipta rasa sakit ini sedikit terobati. Kupejamkan mataku dan merasakan hangatnya air mata ini mengalir bersama dengan desahan nafas yang semakin meninggi, kukeluarkan semua sakitku, mengalir keluar bersama air mata ini.
Sekiranya kau merasakan menjadi diriku yang selalu kau kecewakan, sekiranya kau tau rasanya di acuhkan seperti apa? Mungkin takkan pernah kau lakukan hal ini kepadaku. Aku hanya perempuan polos yang belum mengerti arti dari cinta yamg sesungguhnya, Aku hanya perempuan biasa yang tak mampu menjadi perempuan tercantik dan terbaik untukmu, dan Aku hanya perempuan bodoh yang selalu tampak lemah dihadapanmu. Ini salahku yang terlalu menyayangiku. Salahku yang terlalu dalam mencintaimu hingga lupa bahwa tak selamanya cinta hadir diantara kita. Cepat ataupun lambat akan ada saatnya cinta itu bagai sehelai kertas yang termakan api kemudian menjadi abu. Dimana cinta dan rasa sayang itu  diibaratkan sehelai kertas. Dan berganti menjadi sebuah kenangan. Memang tidak seadil yang kita harapkan. Namun, Dia pergi hanya untuk digantikan oleh yang lebih bisa membuat kita bahagia dan menikmati hidup ini dengan senyum dan tawa. 


 

Post a Comment