Memiliki yang Tak Mungkin



Cinta..,
Katanya begitu indah, dan penuh dengan bahagia. Benarkah? Betulkah? Setujukah?
Bagiku, cinta tak seindah kata yang tergambarkan, cinta tak seindah yang selama ini hadir di dalam lamunanku,
dan cinta tak seindah setiap kata yang terangkai.
Awalnya memang indah, penuh dengan kebahagiaan. Dunia seraya hanya milik kita.
Yah, hanya milik kita semata.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, cinta seakan berubah menjadi sesuatu yang menakutkan,
dan menghasilkan tetesan air mata.
Aku tak mengerti mengapa dia tak dapat kusentuh dengan cinta.
serasa tanganku tak mampu menyentuhnya dengan kasih.
Mungkin saja dia terlalu tinggi untuk dapat kuraih hanya dengan jemari.
Namun, jika demikian mengapa harapan itu ada?
Mengapa dulunya dia bagai sang kekasih yang selalu hadir disetiap waktu dan disetiap keadaan.
Entahlah!!!
semuanya tak dapat kuterjemahkan, tak dapat kuartikan dan tak dapat kulenyapkan dari fikiran dan ingatanku. 
Mungkin saja harapan itu hanya sebatas harapan semata dan tak layak untuk dijadikan suatu kenyataan.
Dan yang lebih tepatnya hanya mimpiku indahku semata.
Dan saat ini juga, didepan mataku pula harus kusaksikan sosok yang begitunya ramah tamah,
sosok yang dulunya bersamaku berbagi canda dan tawa,
yang dulu sering disangka kekasihku, dan bodohnya aku selalu berharap demikian.
Kini dia tepat berada dihadapanku dengan seorang wanita yang kukenali dengan jelas wajahnya.
Yang wajahnya begitu familiar dan selalu hadir dihari-hariku.
Kau tahu dia siapa? Dia sahabatku sendiri.
Air mataku rasanya ingin menetes saat ini juga,
rasanya kedua kakiku tak lagi mampu menahan tubuhku lebih lama lagi,
rasanya hatiku bagai tersayat-sayat pisau tajam,
rasanya mataku mulai hangat,
dan sebentar lagi kan menumpahkan sebuah bentuk dari kekecewaan.
Dan akupun berlari menjauh, mencoba mencari cela untuk keluar dari suasana yang mengantarkanku pada kekecewaan yang teramat dalam.
dan mengapa harus sahabatku sendiri yang menghancurkan mimpi-mimpiku?
Dan mengapa harus sahabatku sendri yang meruntuhkan angan-angan indahku?
Dan mengapa harus sahabatku sendiri yang mengambil seseorang yang hampir saja menjadi yang terpenting dihatiku.
Mataku terus saja menjatukan air mata itu, hingga wajahku basah oleh air mata.
Inikah yang disebut cinta?
sesakit inikah mencintai orang yang sama sekali tak bisa dimiliki?
Ingin kukuatkan diriku sendiri. Menyakinkannya bahwa ini hanyalah cobaan hidup yang pasti dialami oleh setiap orang
dan mungkin untukku beginilah wujud cobaannya. Kusaksikan mereka di kejauhan sana
tersenyum begitu bahagia. Sedangkan aku? Menangis tersedu-sedu.
Apakah harus aku mengadu pada Allah?
Apakah harus kurelakan saja mereka bahagia?
Tapi, bagaimana dengan hatiku?
Hatiku bukan batu, yang tetap saja diam jika seseorang mengusiknya.
Tetap saja diam walaupun banyak yang menginjak-injanya.
Tetap saja tenang walau sinar mentari memantulkan sinar panasnya.
Sadarkah kalian yang tengah berbahagia?
Ada hati yang tersakiti karena kalian menyatu.
Ada hati yang terluka saat kalian menunjukkan kemesraan itu.
Ada hati yang meronta tiap kali kata-kata mesra itu muncul di media social.
Sakit, sakit dan sakit.
Mungkin beginilah rasanya mencintai seseorang yang tak bisa dimiliki:’)

Post a Comment