Rasanya sudah sangat lama kita tak lagi bertemu, tak lagi
saling memberi kabar, tak lagi saling bercanda dan tertawa bersama. Yah, sudah
sangat lamaaa:’) hingga membuatku begitu merindukanmu. Merindukan senyum itu,
merindukan celoteh-celoteh tidak jelas dari balik bibirmu. Bahkan merindukan wajah seriusmu saat menatap
layar di hadapanmu.
Sekali lagi, aku merindukanmu, merindukan kamu yang selalu
ada dalam segala keadaanku, yang selalu ada dalam tangis dan juga tawaku,
bahkan selalu bersedia mengorbankan waktumu hanya untukku. Untuk aku perempuan
yang sangat biasa. Tak sepadan dengan dirimu yang punya banyak kelebihan. Dan
aku bahagia bisa menjadi bagian dari hidupmu, bagian dari keseharianmu, dan
bagian dari kesuksesanmu.
Mungkin bagimu, Aku hanya sesaat untukmu, hanya seorang
wanita biasa yang berharap bisa menjadi luar biasa dimatamu. Sudah sangat lama
kupendam perasaanku, sudah sejak lama aku mengagumi sosokmu, sudah sejak lama
senyummu jadi pembangkit ketika aku mulai lelah dengan hidupku dan sudah sejak
lama aku ingin mengucapkan “AKU MENCINTAIMU”, “AKU MENYAYANGIMU” dan aku ingin
menghabiskan waktuku hanya bersamamu. Namun, kodratku sebagai seorang wanita
membuatku malu mengakui semuanya, mengakui perasaanku dan mengakui bahwa kamu
adalah bagian terpenting di hidupku dulunya.
Kau tahu, setiap senja sering menghadapkan mataku keatas
langit, mencoba menggambarkan wajahmu diantara awan-awan dan juga orangenya
langit. Dan ketika imajinasi telah mengantarkanku padamu, bibirku seolah tak
henti-hentinya melukiskan senyuman. Entah, bagaimana caraku menghadirkanmu
disana, namun sosokmu benar-benar ada disana, benar-benar nyata, dan tersenyum
padaku dengan memamerkan deretan gigi putihmu. Dan bodohnya, akupun ikut
tersenyum.
Bukan hanya sekali aku melukiskan sosokmu di langit senja,
bukan hanya sekali kusempatkan menatap langit orange dan melukiskan sosokmu
diantara awan-awan itu. Namun, hampir setiap sore, dan aku hanya berhenti
menatap langit ketika awan menghitam dan sosokmu pun hilang, tenggelam dan
menyatu dengan hitam dan gelapnya malam.
Terkadang aku sering meneteskan air mata, ketika
memori-memoriku tentangmu terputar kembali di otakku,rasanya aku ingin
mengulanginya lagi, mengulang segala momen-momen indah yang pernah kau dan aku
lalui.
Ingatkah kau, ketika kita saling berbagi cerita, antara
duniamu dan juga duniaku. Sesekali kita saling menertawakan, sesekali kita
saling mengejek, dan itu yang aku rindukan, itu yang aku ingin ulang kembali.
Dan satu hal yang begitu ingin kudengar kembali dari bibirmu
yaitu ungkapan cinta yang kau utaran saat itu:”)
Sayangnya, kau tak lagi disini,
sayangnya, kau telah
pergi jauh, tanpa pernah mengucapkan selamat tinggal
sayangnya, kau takkan mungkin kembali
dan sayangnya alam kita telah berbeda:”)
Kejadian selepas percakapan kita, adalah kejadian yang
menamparku begitu keras, kejadian yang seolah menjatuhkanku begitu dalam,
kejadian yang seolah menyita puluhan bahkan ribuan tetes air mataku:”(
Tuhan begitu jahat!!
Merampasmu dari sisiku, mengambilmu
dari hidupku bahkan menghancurkan kebahagian yang baru ingin kita bina
bersama:”(
Dan mungkin inilah saatnya dimana
aku benar-benar harus saling melupakanmu,
mengahapus sosokmu dari fikiran dan
ingatanku.
Mengubur dalam-dalam segala kenangan yang pernah ada.
Aku bahagia
pernah menjadi kekasihmu, pernah menjadi penghuni hatimu, dan pernah membuatmu
bahagia walau itu hanya sesaat.
Semoga tenang dialam sana, aku mencintaimu. Aku
menyayangimu walau kini alam kita telah berbeda.
2 komentar
wah ini cerita real ya?
Replyhahaha :D bukanlah. fiktif belaka.
ReplyPost a Comment