SBMPTN 2016


Hai, para pembaca setianya saya, Hehehe

Untuk kesempatan kali ini saya tidak akan mengajak kalian menggalau, tidak yah tidak sama sekali. Seperti judul pada postingan ini, saya akan menceritakan kisah saya sendiri selama menjadi pejuang SBMPTN. Hahaha taukan? Ituloh tes untuk bisa masuk perrguruan tinggi idaman. Eaaa eaaa.

Saya adalah tipe manusia yang selalu menyantaikan banyak hal. Tak terkecuali tes SBMPTN. Saya tidak belajar keras seperti mereka-mereka yang begitu gigih. Saya hanya belajar semau dan semampu saya. Karena satu hal yang saya percayai dari semua hal yang pernah saya alami. Yakni, segala hal yang dipaksakan itu tidak baik. Saya membebaskan otak saya untuk belajar kapanpun dia mau. Toh percuma juga kita belajar keras kalau semuanya hanya berlalu dan tak nyangkut, hehehehe..

Ketika pertama mendaftarkan diri, yang pertama kali membingungkan saya adalah perihal jurusan. Maklumlah, SNMPTN memberikan efek trauma dibenak saya. Kekecewaan yang luar biasa saya alami ketika itu. Disaat banyak oang yang mengucap Alhamdulillah karena terpilih yang bisa saya lakukan hanyalah menyakinkan diri bahwa keberuntungan saya bukan di jalur itu. Akhirnya dengan pertimbangan yang matang, saya memilih jurusan yang sama dengan harapan yang berbeda. Saya lalu mengikuti segala macam prosedur, mula dari mengambil kode, menyelesaikan administrasi dan kembali melanjutkan proses pendaftaran hingga selesai. SMAN 9 Makassar menjadi tempat saya mengikuti ujian. Saya mulai berkelana mencari teman yang memiliki tempat tes yang sama. Namun, hasilnya nihil. Saya tidak memiliki satupun teman. Yah tidak ada satupun.  H-1 sebelum mengikuti ujian, saya memutuskan untuk menetap di Makassar tepatnya di rumah tante saya dengan pertimbangan jarak.

31 Mei 2016 tepat pukul 09.15 saya berang kat dari rumah tante menuju tempat tes. Jaraknya lumayan jauhlah, untung saja Makassar ketika itu tidak macet-macet amat. Ada banyak hipotesis yang berterbangan dalam benak saya. Ini itu dan yah mengacaukan rasio. Akhirnya setelah sekitar 30 menit mobil berwarna merah itu berhenti tepat di depan kerumunan orang. Saya turun dari mobil, menjadi pusat perhatian dan itu membuat saya sangat malu. Maklumlah, dari sekian banyaknya orang tidak ada satupun yang saya kenali. Semuanya adalah orang asing, yah baru ditatap kornea.

Saya yang ketika itu mengenakan baju berwarna merah muda, dengan rok dan jilbab berwarna senada yakni hitam dihiasi sepatu berwarna biru bercorak merah muda sembari memakai tas ransel berwarna ungu dengan jemari menenteng sebotol aqua, Hahaha tidak menawan untuk ukuran cewek-cewek Makassar. Maklumlah saya adalah perempuan yang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan, saya lebih suka tampil apaadanya saya. Hehehe

Kemudian panitia ujian mengarahkan kami untuk memasuki ruang ujian. Hal pertama yang pengawas ingatkan adalah mencari tempat duduk. Hei genggss, di tes SBMPTN ini kita tidak harus berebutan tempat duduk karena seperti UN kemarin nomor tesnya sudah tertempel rapi diatas meja. Hehehe enggak mungkin kesasar. Kebetulan saya mendapat tempat di barisan kedua hehe maklumlah gue nomer kedua dari terakhir hihihi.

Menunggu pukul 10.45 saya yang aslinya gegere’, banyak bicara, gila dan lucu ini sontak menjelma batu. Hahaha diam,tanpa gerak hanya mampu menyapukan sekeliling dengan tatapan hampa. Hihihi efek terasingkan,Haha

Memasuki tes pertama yakni TKPA, kalian pernah UN? Soalnya berapa? Paling banyak 50 soalkan? Hahaha di tes ini hampir dua kali lipat dari soal ujian nasional dengan tingkat kesulitan yang berkali-kali lipat Hahaha 90 soal men. Ada Matematikanya, ada Bahasa Indonesianya, ada Bahasa Inggrisnya, ada Gambar-gambarnya ada pengandaian ada pemahaman bacaannya, ada yah semuanya menggilakan diri. Hahaha 90 menit rasanya  begitu cepat berlalu. Cududududu, untuk kali pertama dalam hidup saya, saya merasakan kepanikan yang begitu luar biasa ketika panitia menyerukan 5 menit lagi dan masih ada 10 soal yang belum tersapu kornea sekalipun. Hahaha dengan penuh keikhlasan, kerelaan dan ketidakpercayaan akan kebenaran apa yang telah dipilih, saya menyerahkan kertas jawaban kepada panitia. Satu lagi, harapan yang terbang. Entah akan mengukirkan senyuman atau menjatuhkan air mata. Tetapi, saya telah berusaha semampu yang saya bisa untuk hasil akhirnya saya serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Sejam waktu yang dberikan untuk beristirahat. Saya? Haha hanya terdiam menatap punggung-punggung mereka yang bergandengan dengan teman-temannya tertawa sana sini, ada juga yang duduk berdua bersama pacarnya, hahaha jadi iri uhhukkkk uhhukkk..

Saya juga bukan manusia yang pandai dalam hal memulai. Untuk sekedar berucap “hai” saya pun rasanya sungkan. Maklumlah, tingkat ketidakenakan saya itu sangat tinggi Haha
Memasuki tes kedua yakni SOSHUM yah tidak terlalu teganglah. Jumlah soal pun tidak sebanyak TKPA. Untuk tes ini soalnya hanya berjumlah 60. Dan semuanya berkaitan dengan IPS. Yah tidak terlalu sulitlah untuk mereka yang SMA nya mengambil jurusan IPS. Ada yang tak terlupakan pada tes ini, yakni saya lebih dulu membuka soal, menjawab beberapa nomor dan akhirnya dtegur pengawas Hahaha memalukan. Haha  saya hanya cengar cengir memasang wajah penuh kepalsuan Hihihi

Alhamdulillah ujian telah selesai dan tidak ada hambatan selama mengikuti ujian. Alhamdulillah saya telah mengelesaikan satu babak penting lagi bagi hidup saya. Diperjalanan pulang, saya merasa lega, serasa ada beban yang telah terlepas dari punggung. Apapun hasilnya nanti itu adalah bagian dari usaha yang telah saya lakukan. Mau berakhir indah yah Alhamdulillah jika tidak kembali lagi pada keberuntungan.
Untuk kalian yang seperjuangan dengan saya, hai kalian. Tidak usah terlalu memikirkan hasilnya. Karena kita telah berusaha. Untuk saat ini segarkanlah pikiran. Pergilah berjalan-jalan menikmati kebebasanmu. Kitapun butuh yang namanya refreshing. See you terimakasih telah meluangkan waktunya membaca pengalaman saya. Jika kalian punya pengalaman yang lain, silahkan komentar, dan kita bisa sama-sama berbagi.

Wassalam.

Post a Comment