Teruntuk Orang-orang yang Rindu Tulisanku



Assalamualaikumussalam, haii lama tak berjumpa… apa kabar kalian?rinduyahh? saya juga rindu.

maafyah udah enggak pernah nulis, jangankan untuk ngepost diblog ini, untuk bercengkrama lagi dengan barisan keyboard pun jarang kecuali lagi ngerjain tugas kuliah hehehe

kalau ditanya rindu enggak sih nulis? kujawab, rindu sekali. kayak ada yang hilang tapi enggak tahu apa, setelah kupikir-pikir mungkin rutinitas ini yang hilang dalam kehidupanku. Maafkan melupakan secepat ini, humm kayak pengen marah sama diri sendiri dan kesibukan setahun belakangan ini.

rindu sajak, rindu kata demi kata yang buat orang-orang rindu aku. humm, rasanya sudah sangat lama untuk bisa kembali bercerita dengan sahabat lama ini. maafkan Ira karena kurang waktunya bahkan mungkin tidak ada.


3 hari yang lalu ditengah kesibukan akan rutinitas kuliah yang bentar lagi final, Mama nelfon, bicara banyak hal salah satunya tentang seseorang yang bertanya kemana tulisan-tulisan saya? kenapa tak ada update di blognya dan lain sebagainya yang seakan-akan menyadarkanku bahwa masih ada orang-orang yang menunggu setiap kataku meski aku selalu merasa telah mati untuk itu.


Semenjak itu, aku mulai berfikir untuk menghidupkan kembali apa yang kuanggap telah mati. Mencoba hadir kembali menunjukkan bahwa sajak-sajak masihlah menjadi apa yang kusukai dulu, kini hingga nanti. Terimakasih untuk Ibu Hikmah, yang selalu jadi yang pertama menanggapi tulisan-tulisanku, selalu jadi yang tak pernah lupa akan bakatku bahkan dari SD mengsupport untuk aku serius dibidang ini agar nantinya bisa membahagiakan orangtuaku. Tapi, kukatakan saat ini bahwa Ibulah yang membangkitkan kembali jiwaku untuk kembali bergelut dan jika nanti kutemui sukses itu orang pertama yang kucari adalah Ibu. Doakan, semoga kesibukan nanti tak merampasku lagi dari dunia kata ini.



Siapapun kalian, pembaca setia dari setiap goresan penaku terimakasih karena sampai detik ini masih menunggu...


terimakasih secara tidak langsung kalian adalah udara bagi kata demi kataku. jangan pergi sebab kataku akan mati kehabisan oksigen.


Jangan hilang, sebab kataku akan lumpuh karenanya.


Pemilik kata ini akan berjalan lagi, menyusuri setapak demi setapak peristiwa hingga mengesankan lagi seperti mulanya.


DoakanO:)

Post a Comment