Hai..
Kali ini aku ingin bercerita meski mungkin sudah kehilangan banyak kata indah untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini. Aku telah kehilangan keahlianku dalam merangkai kata sehingga sudah tidak selega dulu lagi.
Beberapa tahun ini aku lebih banyak diam, memendam, juga merenung.
Aku seperti kehilangan diriku sendiri...
Setiap malam kutatap langit-langit kamar berusaha menemukan kembali diriku disana, namun yang kudapati hanya perempuan zaman milenial yang hobi rebahan dan scroll sosial media. Dia lupa kalau dia punya bakat dan tempat untuk menyalurkannya, dia lupa menjadi produktif.
Yah aku lupa wujudku yang dulu..
Aku bingung..
Aku bahkan lebih banyak menangis tanpa ada kelegaan disana..
Masalah seolah datang tanpa jeda, mengubah aku menjadi sosok yang pemalas bukan menjadi orang yang lebih bijak. bersembunyi dibalik kata "sibuk" kuabaikan segala hal produktif yang dulunya pernah membesarkan namaku, yang dulunya pernah membuatku menjadi seseorang yang bermanfaat stidaknya untuk diriku sendiri, aku bahagia meski aku gagal.
Kukira dengan mempunyai banyak teman bisa membuatku tidak kesepian, nyatanya aku tetaplah aku yang suka menyendiri bedanya aku sudah tidak tahu caranya mengekspresikan perasaanku sendiri. Rasanya sesak, harus memendam bahkan untuk bercerita pada benda matipun aku sudah kehilangan caraku.
Sampai pada hari ini aku kembali membuka laptopku, menatap layar kosong dihadapanku dengan harapan mampu menemukan diriku disana.
Rasanya begitu aneh, aku kebingungan yang kujumpai bukan lagi senyuman penenang hanya layar putih dan keyboard yang membuat otakku berpikir apa yang harus kulakukan.
Aku termenung agak lama,hatiku berkata mulai namun jemariku hanya diam.
Aku menyerah! kututup laptop itu dan mulai meraih ponselku kembali.
Aku kesal mengapa sesulit ini padahal dulunya hampir setiap malam aku bersua dengan lembar kosong mengisinya dengan kata indah agar para pembacaku terkesima dan merasa hadir didalam setiap kisahnya.
Namun, aku telah kehilangan sisi menarik dari diriku.
Aku telah gagal untuk mimpiku.
Aku menyadari aku gagal dan kembali mengingat bahwa semua orang memang punya jatah gagalnya masing-masing.
Gagal bukan berarti harus berhenti tetap harusnya bisa melompat lebih tinggi.
Malam ini kuberikan kesempatan untunk diriku sendiri menemukan kepingan-kepingannya yang hilang.
Aku menutup ponselku, membuka kembali laptopku mengetik kata demi kata yang meski sudah tidak lagi indah namun aku selalu berharap bisa memberikan kelegaan untuk hatiku.
Terimakasih, untuk orang-orang baik yang selalu mengingat aku sebagai seorang perempuan yang suka merangkai kata, berteman dengan banyak buku dan novel juga tak pernah kehabisan puisi untuk setiap momen dalam hidupnya. Terimakasih karena kembali mengingatkan bahwa aku sudah terlalu jauh dari impian-impianku,
Dan ini yang terakhir, untuk diriku sendiri.
Terimakasih, terus mencoba menemukan meski telah hilang berkali-kali. sekali lagi, kembalilah ada banyak orang yang menunggu untaian kata indah juga puisi-puisi romantis yang sayang jika kembali harus terkubur bersama segala impian=impian didalamnya.
Dari penulis, yang kini mencoba hadir kembali-
Makassar,15 Oktober 2020
Post a Comment