Bodoh? Bukan! Hanya Terlalu Cinta



Banyak orang yang beranggapan bahwa mempertahankan seseorang yang telah kehilangan seleranya dalam mencintai adalah sebenar-benarnya kebodohan.

Bodoh karena masih ingin menyapanya dengan hangat,
Bodoh karena masih memberikan waktu dan perasaannya yang jelas-jelas hanya dijadikan pelarian ketika kembali rindu,
Bodoh karena masih menunggu dia sadar dari kekhilafannya,

Hahaha bodoh kata kebanyakan orang awam yang tak paham artinya berjuang! aku tidak bodoh, aku hanya mencoba memperjuangkan apa yang aku yakini masih mampu untuk bertahan dan bersabar dengan sikapnya. Dia tidak selingkuh, dia tidak punya wanita penggantiku dia hanya butuh waktu untuk kembali mengingat perjuangan kami untuk sampai pada titik menjenuhkan versinya. Sebab, aku tidak pernah dan bahkan menolak kejenuhan sebab selalu berusaha mencintai semua kelebihan dan kekurangannya selama ini. Meski dengan banyak dinamikanya aku selalu mencintainya, lagi, lagi dan lagi biarpun aku selalu kalah oleh game favoritenya PUBG.

Aku mencoba sebisa mungkin mengerti hobinya yang kadang membuatnya lupa. Lupa makan, lupa tidur, lupa arh melupakan segalanya termasuk hubungan kami. aku mencoba menasehati dengan nada pelan tapi tak diindahkan bahkan di balas dengan suara teriakan dan makian. aku masih ditempat yang sama, dengan senyuman yang masih sama menunggunya selesai dan kembali melanjutkan ucapan.

 “Aku ingin bicara.”

 “Apa? Nanti saja aku sedang sibuk.”

“Ini tentang kita, aku bodoh yah” tanyaku pelan

“Iya kau bodoh.” Jawabnya datar.

 Aku terdiam, sejenak memandanginya dan mulai mengingat awal perkenalan dan masa-masa PDKT kami, haha tanpa kusadari air mataku menetes. Dia tak perduli, jangankan melihat melirikpun tak pernah. Aku masih tetap ditempatku duduk, menyeka sendiri air mataku kemudian memeluknya erat.

“Kau benar, aku hanyalah perempuan bodoh yang hanya tahu caranya mencintaimu dengan ketulusan. Mungkin perlakuanmu kepadaku hanya karena kau yakin aku tak mungkin pergi. Tapi, sesabar-sabarnya seseorang diapun punya titik lelahnya. Aku tidak mengatakan bahwa aku lelah, aku hanya menginginkan kepedulianmu sedikit saja. Setidaknya seka air mataku, peluk aku, yakinkan aku bahwa kau juga masih mencintaiku dengan utuh. Aku perempuan, yang kau sendiri tau bagaimana rapuh hatinya. Aku katakan padamu aku tidak bodoh, aku hanya terlalu mencintai lelaki yang sama sekali sudah beralih cintanya kepada dunianya yang ternyata bukan aku.”

Kulepaskan pelukannya, kemudian pergi sejauh mungkin darinya.

 “Akuu….. tungguuu..” dia megejar, aku tak perduli.

 Aku si bodoh, yang kini memilih menjadi pandai dengan pergi.







Sumber gambar: https://pixabay.com/en/girl-walking-teddy-bear-child-walk-447701/

Post a Comment